Kalimat thayyibah yang aku ucapkan kepada seorang bapak tuna netra dan kebetulan datang ke masjid untuk sholat jumat pada hari ini. Beliau datang diantar oleh seorang laki-laki, ya mungkin saja tukang ojek. Kemudian turun dari motor, dengan cekatan, tanpa bantuan. Aku memandu jalan beliau hingga ke batas suci masjid. Dan subhanallah tidak ada keraguan dalam dirinya untuk melangkah, bahkan lebih cepat langkahnya daripada aku yang fokus pada jalannya.
Lupa Sandal
Hal yang sering kita alami ketika masuk masjid. Lupa ada dimana sandal kita. Suatu ketika aku pernah sholat di daerah Pondok Gede , sakibg ramainya sandalku bisa berpindah tempat entah kemana aku bingung mencarinya hingga 10menit. Kembali ke cerita semula, yang saya takjub pada bapak tuna netra itu adalah tidak langsung bergegas masuk ke masjid, melainkan duduk di batas suci, meraba-raba daerah sekitarnya, mungkin untuk mengetahui ciri-ciri tempat beliau menaruh sandalnya.
Hal yang menarik adalah, setelah sholat bagaimana dia dapat mengenali sandalnya? Diantara ratusan pasang sandal lainnya? Sedangkan kita bahkan bingung sandal kita ada dimana. Subhanallah, dengan kekurangan yang dimilikinya beliau memiliki kelebihan diantara orang yang normal, yakni kelebihan indra peraba dan kekuatan daya ingat. Jika tidak, bagaimana mungkin beliau bisa hafal jalan, tempat sandal, dan bentuk sandalnya, wallaahu a'lam.
Mbah Kung
Jika teringat laki-laki tadi aq terungat akan mbah kung di kampung halaman. Beliau tuna netra 4tahun belakangan ini. Beliau hanya mengandalkan indra peraba dan daya ingatnya untuk melangkah ke suatu tempat. Alhamdulillah di umur beliau yang sudah diatas 70tahun tapi beliau tetap sehat, meskipun tidak dapat melihat dunia ini dengan kedua matanya. Semoga mbah kung sehat selalu.
No comments:
Post a Comment